Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Blended Learning, Trend Strategi Pembelajaran Masa Depan

Catatan Whisnu - Tulisan ini merupakan karya Siti Istiningsih dan Hasbullah yang telah terbit pada Jurnal Elemen Vol. 1 No. 1, Januari 2015.

***

Abstrak

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peran dan cara menerapkan starategi blended learning dalam pembelajaran . Strategi blended learning merupakan pencampuran dua atau lebih strategi atau metode pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Strategi blended learning dalam pembelajaran memiliki 3 komponen yang dicampur menjadi satu bentuk pembelajaran. Komponen-komponen itu terdiri dari 1) online learning, 2) pembelajaran tatap muka, dan 3) belajar mandiri. Strategi blender learning tepat digunakan dalam pembelajaran untuk pembelajaran masa depan mengingat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia sangat memadai.

Kata kunci: Strategi Pembelajaran, blended learning

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini menjadikan ilmu pengetahuan sebagai ‘komoditi’ sebagai layaknya barang ekonomi yang lain. Peran teknologi informasi dan komunikasi menjadi kian besar dan nyata dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini bisa dimengerti karena masyarakat sekarang menuju pada era masyarakat informasi (information age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society).

Pada era ini, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat di mana pada abad ini teknologi utama yang menjadi landasannya adalah komputer melalui jaringan internet. Internet dijadikan salah satu sumber belajar tanpa batas ruang dan waktu. Menurut Clark terdapat lima fungsi pemanfaatan internet sebagai sumber belajar yakni: (a) media as technology , (b) media as tutor or teacher, (c) media as socializing agents, (d) media as motivators for learning, and (e) media as problem solving” (Plomp and Ely, 1996:69).

Dampak perkembangan ini, maka Kecenderungan pembelajaran terutama dalam pembelajaran di masa depan telah mengubah pendekatan pembelajaran tradisional ke arah pembelajaran masa depan – yang disebut sebagai pembelajaran abad pengetahuan, bahwa orang dapat belajar: di mana saja, baik di ruang kelas/kuliah, di perpustakaan, di rumah, atau di jalan; kapan saja, tidak sesuai yang dijadwalkan bisa pagi, siang sore atau malam.

Bahkan pada tahun 1989, Bishop G. telah meramalkan bahwa pendidikan di masa depan cenderung menjadi luwes, terbuka, beraneka ragam, terjangkau oleh siapapun yang ingin belajar tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pengalaman belajar sebelumnya, dan sebagainya. Dengan internet, model penyampaian informasi bisa melalui banyak jalur seperti berbasis multimedia yaitu menggabungkan teks, diagram, dan gambar dengan video dan suara sangat menunjang kemampuan mentransmisikan informasi yang bermakna dan bersifat maya (virtual).

Seiring dengan perkembangan internet tersebut maka strategi pembelajaran pun bergeser dan muncul berbagai strategi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dari model e-learning, smart classroom technology, virtual classroom, belded learning , dll. Dalam kesempatan ini penulis mengambil salah satu strategy yang paling mungkin untuk diterapkan di Indonesia yaitu Blended Learning.

Permasalahan Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dianggap efektif saat ini dalam pembelajaran adalah metode tatap muka Metode tatap muka masih menjadi cara terbaik untuk kegiatan pembelajaran. Kelebihan utamanya adalah kuatnya interaksi antara guru dan peserta didik yang dapat menghadirkan lingkungan ideal untuk belajar. Kelemahannya adalah tidak setiap individu memiliki gaya dan kecepatan serta kebutuhan belajar yang sama.

Di sisi lain, selain metode tatap muka banyak juga menerapkan pembelajaran secara Online. Pembelajaran Online memiliki kelebihan dalam kekayaan sumber belajar yang diberikan, di mana guru dan peserta didik dapat mencapai sumber-sumber belajar yang sangat luas. Pembelajaran ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya interaksi langsung antara guru dan siswa. Hal ini menyebabkan unsur-unsur non verbal dalam interaksi tidak tersampaikan secara sempurna (Graham, Allen, & Ure, 2005).

Penyajian materi dengan sistem online kurang interaktif, orang merasa sedang sendiri dan dia perlu orang lain. Meskipun buat seorang pembelajar sejati itu bukanlah alasan. Namun fakta menunjukkan, orang tidak bisa bertahan lama belajar di depan komputer tanpa interaksi.

Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari pengajar dan sebaliknya sang pengajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran. Orang butuh teman dan butuh feedback langsung, seperti yang kita rasakan dalam training konvensional di ruang kelas. Blanded Learning menghilangkan kesan kesendirian, sehingga termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya.

***

Selengkapnya dapat di akses melalui link Google Drive berikut.

Post a Comment for "Blended Learning, Trend Strategi Pembelajaran Masa Depan"